Napasa yang tak kan pernah kembali    
Hari-hari yang kita lewati pergi tanpa peduli, semua sudah tertulis dan tak terkecuali, lalu suatu masa akan menjadi saksi keberadaan kita  di alam fana ini, lalu kemanakah kita akan menyelamatkan diri ? Setiap hari sering  berlalu begitu saja tanpa kita sadari, setiap jam terlewati begitu saja, bahkan setiap detik yang berkejap di alam dunia yang menjalani kehidupan sehari-hari ini, kita menjalani hidup dengan melihat berbagai macam peristiwa yang terjadi. Ada yang dapat kita lihat dan pula yang tak dapat kita lihat, dan ada yang dapat diketahui dan ada pula yang tidak dapat diketahui, ada biji yang tumbuh, ada tumbuhan yang berbunga, kemudian bunga menjadi buah, ada buah yang dipetik, ada tanaman yang mengering lalu terbakar ,atau janin terbentuk, bayi yang dilahirkan, anak menjadi remaja, remaja menjadi dewasa, dewasa menjadi tua, dan orang tua meninggal dunia. Itu adalah suatu bentuk kehidupan yang kita jalani sehari-hari, Hari demi hari silih berganti, malam demi malam saling mengikuti, begitu seterusnya sampai akhir hayat, Manusia adalah musafir yang sedang menelusuri perjalanan yang di temani waktu hingga sampai pada titik akhir sebuah perjalanan, Setiap insan akan terus berjalan dan berkembang sesuai dengan populasinya, yang terus berjalan silih berganti dari generasi ke generasi, dan berakhir pada satu  tempat, yaitu surga atau neraka.                                     Seorang musafir yang bijak tentu menyadari untuk apa ia hidup, tentu memiliki tujuan yang telah dia  persiapkan, bahwa perjalanan adalah tugas yang berat dan penuh tantangan yang tidak mungkin untuk dapat dinilai dengan santai dan bersenang-senang, sebab "kesenangan dan kenikmatan itu adanya setelah sampai di tempat tujuan," Manusia hanya pengendara diatas punggung usia, menempuh perjalanan hidupnya yang digulung oleh hari dan bulan tiada terasa, tidur dan bangun setiap hari, demikian yang dijalani silih berganti, "sebenarnya dunialah yang kita jauhi dan liang kuburlah yang kita dekati", Apabila kita hendak melakukan perjalanan menuju tempat yang hakiki menemui sang Pencipta dengan keridhaan Nya, tentunya kita akan menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, pertama- tama kita akan berhadapan dengan hawa nafsu diri kita sendiri, kita harus mengalahkan diri sendiri, kita akan menghadapi kecenderungan untuk menguasai orang lain, kecenderungan untuk mengejar kesenangan bendawi berupa harta, pangkat, dan jabatan                      Jika kita berhenti di hadapan ini semua, perjalanan kita akan terhenti dan tersesat, Tetapi jika kita menyingkirkan nya dan tidak berdiri bersama nya serta berjalan lurus menuju tujuan hidup yang hakiki, maka walaupun cobaan yang berat yang menghampiri kita insya alloh akan diterima dengan ke ikhlasan.


Posting Komentar

 
Top